Dewasa
ini semakin banyak wanita yang menempuh pendidikan modern. Mereka bekerja di
kantor, sekolah, dan pabrik. Mereka juga mencapai kedudukan yang tinggi dalam
berbagai bidang lain. Tetapi sebagian dari mereka bekerja karena terdorong oleh
keinginan untuk membanggakan diri, bukannya karena ingin melaksanakan ideal
pelayanan tanpa pamrih. Keinginan mereka akan kenyamanan meterial semakin lama
semakin besar. Namun, bila wanita mengejar pekerjaan, siapa yang akan mengurus
rumah tangga? Bila ayah dan ibu keduanya bekerja di kantor mencari uang,
bagaimana jadinya dengan anak-anak mereka nanti? Bila sang ibu menghabiskan
waktunya memperlajari buku-buku, siapa yang akan bekerja di dapur? Mungkin
mereka akan memperoleh uang lebih banyak, tetapi itu hanya akan menambah
kecemasan, kegelisahan, dan kerugian.
Wanita
yang bekerja akan mendapati bahwa mereka tidak benar-benar berbahagia, kecuali
mereka melakukan pekerjaan mereka dengan passion yang kuat dari dalam
diri mereka. Wanita yang terpelajar harus menggunakan pengetahuan dan
keterampilannya untuk mengasuh anak-anaknya sehingga mereka tumbuh menjadi
pecinta tanah air yang sehat, bajik, dan berdisiplin, yang berguna bagi nusa
bangsa, kebudayaan, dan masyarakat. Mendapatkan uang bukan tujuan akhir
pendidikan. Ketamakan untuk memperoleh uang dengan segala cara dan secepat
mungkin telah menyebabkan kejahatan yang dewasa ini kita lihat dalam
masyarakat. Uang menimbulkan rasa sombong, dan kesombongan menimbulkan rasa
benci.
Bila
wanita meninggalkan rumah untuk bekerja, di manakah ibu rumah tangga yang akan
melakukan pekerjaan rumah tangga? Bila suami istri keduanya pergi ke kantor,
lalu mana ibu yang akan merawat anak-anaknya? Bila sang ibu pergi ke sekolah
mengajar anak-anak lain, siapa yang akan mengajar anak-anaknya sendiri?
Walaupun mungkin keadaan uang membaik, berbagai kesulitan lain akan timbul
dalam rumah tangga. Dalam usahanya memperoleh kesenangan, wanita bekerja di
kantor hanya akan memperoleh kehampaan dalam rumah tangganya.
Janganlah
pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh koki, pembantu, pengasuh, dan
lain-lainnya! Wanita tidak boleh tergantung kepada mereka dalam merawat
anak-anak atau melayani suaminya.