
Terkhusus kota kupang, atau yang lebih mentradisikan
perilaku cium hidung (Cium yang khususnya berasal dari daerah sabu). Dimana, tradisi cium hidung ini telah menjamur tanpa pandang bulu, seperti
halnya pada sesi atau acara pernikahan, kematian, dll.
Ciuman
ini dilakukan dengan tidak mengenal umur, gender, profesi bahkan status social dan tradisi saling
berciuman hidung ini dianggap sebagai nilai luhur yang diwariskan oleh nenek
moyang Orang Sabu, yang mengandung makna yaitu betapa kita sebagai sesama
manusia harus bisa saling memberi dan menerima tanpa rasa pamrih dan juga bisa
mengaktualisasikan kasih sayang
terhadap sesama tanpa pandang bulu.
Disitu terlihat jelas semua kalangan dari
berbagai suku sudah membudayakan cium hidung sebagai sesuatu yang dianggap
penting dalam hal penghargaan, untuk menjaga tali persaudaraan, tanpa melihat
status sosial. Karena, budaya dan tradisi cium hidung dapat di maknai dengan
saling menghargai, mengungkapkan rasa terima kasih, perkenalan, dan
terkhususnya sebagai rasa tali persaudaraan yang sangat melekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar