Minggu, 09 Februari 2014

Wanita dan Pekerjaan





Dewasa ini semakin banyak wanita yang menempuh pendidikan modern. Mereka bekerja di kantor, sekolah, dan pabrik. Mereka juga mencapai kedudukan yang tinggi dalam berbagai bidang lain. Tetapi sebagian dari mereka bekerja karena terdorong oleh keinginan untuk membanggakan diri, bukannya karena ingin melaksanakan ideal pelayanan tanpa pamrih. Keinginan mereka akan kenyamanan meterial semakin lama semakin besar. Namun, bila wanita mengejar pekerjaan, siapa yang akan mengurus rumah tangga? Bila ayah dan ibu keduanya bekerja di kantor mencari uang, bagaimana jadinya dengan anak-anak mereka nanti? Bila sang ibu menghabiskan waktunya memperlajari buku-buku, siapa yang akan bekerja di dapur? Mungkin mereka akan memperoleh uang lebih banyak, tetapi itu hanya akan menambah kecemasan, kegelisahan, dan kerugian.

Wanita yang bekerja akan mendapati bahwa mereka tidak benar-benar berbahagia, kecuali mereka melakukan pekerjaan mereka dengan passion yang kuat dari dalam diri mereka. Wanita yang terpelajar harus menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk mengasuh anak-anaknya sehingga mereka tumbuh menjadi pecinta tanah air yang sehat, bajik, dan berdisiplin, yang berguna bagi nusa bangsa, kebudayaan, dan masyarakat. Mendapatkan uang bukan tujuan akhir pendidikan. Ketamakan untuk memperoleh uang dengan segala cara dan secepat mungkin telah menyebabkan kejahatan yang dewasa ini kita lihat dalam masyarakat. Uang menimbulkan rasa sombong, dan kesombongan menimbulkan rasa benci.

Bila wanita meninggalkan rumah untuk bekerja, di manakah ibu rumah tangga yang akan melakukan pekerjaan rumah tangga? Bila suami istri keduanya pergi ke kantor, lalu mana ibu yang akan merawat anak-anaknya? Bila sang ibu pergi ke sekolah mengajar anak-anak lain, siapa yang akan mengajar anak-anaknya sendiri? Walaupun mungkin keadaan uang membaik, berbagai kesulitan lain akan timbul dalam rumah tangga. Dalam usahanya memperoleh kesenangan, wanita bekerja di kantor hanya akan memperoleh kehampaan dalam rumah tangganya.

Janganlah pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh koki, pembantu, pengasuh, dan lain-lainnya! Wanita tidak boleh tergantung kepada mereka dalam merawat anak-anak atau melayani suaminya.

Keindahan Air Terjun Oenesu



Air Terjun Oenesu memiliki ketinggian sekitar 10 m dengan 4 tingkatan.  Airnya meluncur dari air terjun pertama hingga ke air terjun berikutnya. Di sela-sela air terjun terdapat kubangan air berupa kolam alami.  Air yang mengalir ini banyak mengandung kapur. Saat musim hujan, curuhan dan volume air Oenesu begitu melimpah. Kendati begitu airnya tetap jernih. Sementara ketika musim panas, airnya tak pernah kering meski tak sebanyak saat musim hujan. Namun airnya terlihat lebih jernih.
Lokasi
Terletak di Desa Oenesu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Peta dan Koordinat GPS: 10° 15' 56.77" S  123° 34' 0.92" E 
Aksesbilitas
            Berjarak 17 km ke arah bara dari kota Kupang dan dapat dijangkau dengan transportasi umum atau pribadi.  Untuk menuju ke Oenesu bisa ditempuh dengan melewati jalur 40. Kondisi jalan menuju ke sana sudah beraspal mulus.  Hanya beberapa kilometer yang pada cabang masuk air terjun yang jalannya sedikit rusak, namun demikian masih dapat dijangkau.  Pada musim hujan sekalipun obyek ini masih tetap dapat dijangkau dengan mudah, karena jalannya tidak berlumpur atau becek. Semua kendaraan dapat langsung berhenti persis di samping lokasi air terjun. Bagi yang menggunakan kendaraan umum, bisa menyewa mobil travel dari kota Kupang sekitar Rp 500.000 per hari.
Sampai di lokasi, ada dua jalur yang dapat dipakai untuk turun menuju dasarair terjun.  Untuk jalur pertama, di sebelah kiri lokasi terdapat jalan menurun yang cukup terjal yang nantinya menuju ke sebuah jembatan jauh di bawah air terjun utama.  Dari jembatan ini dapat terlihat beberapa tingkat air terjun.  Sedangkan jalur kedua melalui jembatan kayu yang cukup mengkhawatirkan karena banyak kayu tidak terpasang menutup ruasnya.  Selanjutnya menuruni anak tangga yang cukup curam hingga tiba di dasar air terjun.
Tiket dan Parkir
Tiket masuk adalah Rp 1.500 untuk orang dewasa, Rp 1.000 untuk anak kecil.  Sedangkan parkir kendaraan roda empat adalah Rp 2.000 dan roda dua adalah Rp1.000.  
Fasilitas dan Akomodasi
Obyek ini telah dilengkapi dengan sarana seperti lopo, rumah makan, MCK, jalan setapak dengan tangga turun yang sudah di semen dan tempat parkir. Juga beberapa gazebo untuk melepaskan lelah.

Cendana Kebanggaan NTT



Tentang Kayu Cendana

           Cendana adalah nama jenis kayu pohon dari genus Santalum. Kayu ini digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, dan parfum. Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad. Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di pulau Timor.

        Kayu cendana India (Santalum Album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Kayu yang berasal dari daerah Mysoram di India selatan biasanya dianggap berkualitas terbaik. Sebagai gantinya sejumlah aromaterapis dan pakar parfum menggunakan kayu cendana Australia (Sandalum spicatum). Kedua jenis kayu ini mempunyai kandungan konsentrasi bahan kimia yang beda, dan oleh karena itu kadar harumnya pun berbeda.
      Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan Ayurvedik, dan untuk menghilangkan rasa cemas.
        Berabad-abad lamanya, pulau Timor adalah pengekspor kayu cendana dan gaharu terbesar di Indonesia. Tetapi saat ini kedua jenis tanaman tersebut telah sulit ditemukan di pulau ini. Menyadari akan hal ini, pemerintah daerah kabupaten Alor telah mempromosikan penanaman cendana dan gaharu di daerah pengunungan Alor. Kedua jenis tanaman ini bisa juga ditemukan di hutan-hutan.
      Cendana dan gaharu dari Alor belum pernah diekspor dalam skala besar seperti di Timor. Kayu cendana, harus berusia 50 tahun untuk dapat dijadikan komoditas ekspor. Sedangkan gaharu harus dipelihara bersama suatu jenis bakteri yang nantinya bereaksi dengan batang pohon sehingga menghasilkan bau harum.
     Ketika telah cukup tua, pohon cendana menghasilkan bau harum alami. Akarnya juga diolah sebab bau harumnya lebih dari bau harum batang pohonnya. Telah diantisipasi, untuk ekspor di masa-masa mendatang, cendana dan gaharu akan sangat berpotensi sebagai komoditas unggulan. Kayu cendana dan gaharu dipakai sebagai bahan dasar parfum, kemeyan, dan sabun.

Keindahan Pantai Nunsui



        
    Pantai Nunsui memang belum terkenal di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun saat ini sudah mulai menjadi pilihan masyarakat untuk berkunjung. Dengan keunikan hamparan bebatuan di bibir pantai dan balutan pohon lontar, membuat pantai ini menjanjikan kedamaian. Terletak di timur Kota Kupang, pantai ini membentang di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. Tidaklah sulit mencari lokasi Pantai Nunsui; dari pusat Kota Kupang kita hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.
            Namun bila masih bingung, jangan malu untuk bertanya. Tanya saja dimana lokasi Pasar Oesapa. Ini karena Pantai Nunsui berada dekat  pasar tersebut. Jika kita sudah sampai di pasar, maka bertanya lagi ke warga disana, dan dengan mudah mereka akan menunjukkan arah ke Pantai Nunsui. Untuk mencapai areal pantai sangat mudah tersedia jalanan yang bagus. Sejak tahun 2012 lalu, Pemerintah Kota Kupang telah membuat jalan aspal hotmix. Memasuki lokasi pantai, balutan pohon lontar yang cukup banyak tumbuh dengan nyiur melambai disisi kanan jalan, seakan menyambut setiap pengunjung. Di sebelah kiri terlihat hamparan lautan dengan pantai seluas mata memandang.
            Hampir sepanjang jalan di area ini tertata rapi, karena di sisi jalan diperindah dengan menggunakan paving block (bata beton). Ini juga memudahkan pengunjung untuk memarkir kendaraan mereka. Selain itu, di pantai Nunsui juga dibangun tempat duduk dengan atap berbentuk seperti payung dari semen, membuat kita betah berlama-lama menikmati panorama pantai.

            Suara daun lontar yang khas saat ditiup angin dipadu suara deru ombak membuat harmoni alam yang indah dan damai. Hamparan pantai dengan bebatuan kecil menarik kita untuk menginjakkan kaki di sana. Saat sore hari adalah waktu yang tepat ke Pantai Nunsui. Saat itu laut sedang surut, mengundang kita untuk menjelajahi pantai dengan leluasa. Beberapa perahu nelayan membuat nuansa yang berbeda di lokasi ini. Pantai ini tidak memiliki pasir putih, namun struktur pantainya unik karena memiliki hamparan batu yang tidak beraturan.

            Pada sisi yang lain, sekelompok anak muda menikmati sore di pantai dengan bermain sepak bola. Beberapa anak-anak terlihat bersenda gurau sambil menyusuri laut yang sedang surut. Canda dan tawa juga terlihat dari pengunjung lain sambil menanti saatnya matahari terbenam. Ada juga yang memanfaatkan jalan di area ini untuk berolahraga jalan kaki. Semuanya terlihat sangat menikmati suasana sore di Pantai Nunsui. Dengan balutan pohon lontar, pemandangan laut nan indah, hembusan angin laut, dan canda tawa pengunjung, membuat kita akan merasa damai saat mampir untuk menikmati pesona alam di Pantai Nunsui.

Melihat Sunset di Pantai Lasiana

Melihat Sunset di Pantai Lasiana 
Tempat wisata di Kupang yang paling banyak dan sering dikunjungi adalah pantai-pantainya yang indah. Salah satu pantai indah yang menjadi andalan adalah pantai Lasiana. Pantai Lasiana memiliki ombak yang tenang, air yang bening serta dasar pantai yang sepenuhnya pasir putih tanpa karang. Hal ini membuat pantai Lasiana sangat cocok untuk berenang, berjemur, atau sekedar dinikmati keindahannya. Di sepanjang pinggir pantai banyak terdapat pohon tinggi dan berfungsi untuk menaungi bibir pantai. Terdapat  pohon-pohon kelapa dan pohon-pohon lontar tua yang hingga kini masih produktif yang berada di bibir pantai. Pada hari biasa, kawasan pantai ini sepi dari pengunjung.
Bila minggu atau hari liburan tiba, kawasan ini menjadi ramai. Anda bisa mencium aroma ikan bakar dimana-mana dan mendengar nyanyian yang diiringi gitar, karena pada hari-hari libur pantai ini berubah menjadi semacam arena berkumpul keluarga. Banyaknya pengunjung mengundang banyak pedagang datang dan menggelar berbagai makanan dan minuman dingin yang menyegarkan.
Di sore hari, pengunjung bisa melihat indahnya Sunset di Kupang.
Di Pantai Lasiana ini terdapat 14 unit bangunan Lopo-lopo atau bangunan menyerupai rumah tradisional. Lopo-lopo adalah sebutan lokal untuk pondok berbentuk menyerupai kanopi,bertiang batang pohon kelapa atau kayu dan beratapkan ijuk, daun kelapa, daun lontar, dan alang-alang. Bisa juga beratapkan seng yang bagian luar dilapisi ijuk, pelepah kelapa atau lontar, dan alang-alang.  Bangunan ini berfungsi sebagai tempat berteduh dan beristirahat bagi pengunjung yang tidak ingin tersengat panas matahari ketika menikmati pemandangan pantai. Terdapat beberapa kios komersial, kios cendera mata, dan sebuah panggung hiburan rakyat. Juga terdapat kolam renang. Di Pantai Lasiana, terdapat jajanan tradisional khas Kupang yaitu Pisang Gepe yang bisa dinikmati dengan segarnya kelapa muda. Pisang gepe adalah pisang bakar yang disiram air gula aren dan kacang tanah tumbuk.